Hari yang Menyenangkan

Al dengan semangat ikut menyambut kedatangan tamu dari Belanda yang membagikan perlengkapan harian untuk anak-anak di Peduli Anak. Sejak pagi, ia aktif membantu persiapan dan ikut meramaikan permainan yang berlangsung. Keceriaan hari itu terasa lengkap dengan tawa, kebersamaan, dan interaksi hangat antara anak-anak dan pengunjung. Bagi Al, momen ini tak hanya menyenangkan, tapi juga jadi pengalaman berharga dalam berinteraksi lintas budaya.

Lia dan beberapa anak lainnya mengisi akhir pekan dengan kegiatan nonton bersama di aula Peduli Anak, ditemani mama asuh dari Rumah 9. Dari beberapa film yang ditayangkan, Lia paling tertarik dengan film horor Kereta Berdarah karena alurnya yang menegangkan dan penuh kejutan. Suasana menonton menjadi seru dengan tawa, teriakan kecil, dan komentar yang saling dibagikan sepanjang film. Kegiatan ini tidak hanya menjadi hiburan, tapi juga mempererat kebersamaan dan kehangatan di antara anak-anak.

Bintang dan teman-teman peserta kelas bahasa Prancis mendapatkan kejutan spesial dari Shaynez, relawan asal Prancis, berupa outing ke Pantai Alang-Alang di kawasan Mangsit, Senggigi. Kegiatan ini diadakan sebagai bentuk apresiasi setelah mereka berhasil menyelesaikan ujian lisan, di mana mereka diminta mendeskripsikan seseorang dalam bahasa Prancis. Outing diikuti oleh 12 peserta, termasuk pendamping, dan diisi dengan berbagai aktivitas seru seperti bermain air, mencari kerang, mengamati terumbu karang, serta makan bersama di tepi pantai. Bintang terlihat sangat antusias sepanjang kegiatan. Momen ini menjadi bentuk rekreasi menyenangkan sekaligus mempererat kebersamaan dan menjadi kenangan berharga bagi seluruh peserta.

Sopi mengikuti kegiatan fun run sejauh 5 km yang diselenggarakan oleh POLTEKPAR Lombok, kampus impiannya. Ia diajak oleh mentor untuk mengenal lingkungan kampus dan mengisi waktu luang setelah ujian sekolah. Meski lebih banyak berjalan, Sopi tetap semangat dan menikmati acara yang terbuka untuk umum ini. Ia senang bisa melihat langsung kampus yang luas dan megah, serta merasa semakin termotivasi untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya.

Fitri mengikuti proyek membuat jembatan gantung dari stik es krim dalam pelajaran Prakarya bersama sahabatnya, Sakina. Mereka bekerja sama dengan baik, membagi tugas, dan menyelesaikan proyek dengan penuh ketelitian. Meski sempat kesulitan, mereka berhasil menyelesaikannya tepat waktu dan meraih juara 2. Hadiah kecil berupa uang saku sebesar IDR 5,000 yang mereka dapatkan menjadi simbol kerja keras dan semangat kebersamaan yang membanggakan.

Sore itu, suasana di belakang rumah 9 menjadi lebih hangat dan ramai berkat aroma roti bakar yang dibuat oleh Pidia. Dengan celemek kecil dan senyum ramah, ia menyajikan roti bakar dengan berbagai pilihan selai seperti coklat, stroberi, dan nanas. Teman-temannya berdatangan satu per satu, menikmati jajanan sederhana yang disiapkan dengan penuh ketelatenan dan keceriaan. Meski hanya berjualan kecil-kecilan, Pidia berhasil menciptakan momen kebersamaan yang menyenangkan. Di tengah kesederhanaan, ia menghadirkan rasa hangat yang tak hanya dari roti, tapi juga dari semangat dan kreativitasnya.

Setiap sore, Reza bermain layangan di area depan rumah 12 dan kebun yang lapang bersama teman-temannya. Ia merakit layangan sendiri dengan bahan-bahan sederhana, memadukan warna dan motif, bahkan membuat layangan bergambar bendera berbagai negara. Saat layangan berhasil terbang tinggi, Reza mengajak teman-temannya adu layangan yang disambut sorak sorai dari mereka. Kegiatan ini bukan hanya menjadi hiburan, tetapi juga mempererat kebersamaan dan menciptakan suasana sore yang ceria di lingkungan Peduli Anak.

Yeni dengan antusias mengikuti Pelatihan Guru dan Tenaga Kependidikan bagi penyandang disabilitas sensorik, rungu, dan wicara yang diselenggarakan di kampus. Kegiatan ini menjadi pengalaman pertamanya mengikuti seminar yang membahas pendidikan inklusif secara khusus. Sepanjang acara, Yeni mendapatkan banyak pengetahuan dan wawasan baru tentang pentingnya menciptakan lingkungan belajar yang ramah dan mendukung bagi semua peserta didik. Ia merasa pengalaman ini sangat berharga dan menyadarkannya akan peran besar seorang pendidik dalam mendukung keberagaman di dunia pendidikan.

Setelah libur Lebaran, Sareah kembali menjalani perkuliahan dan langsung mendapatkan tugas menulis makalah tentang “Pengelolaan Sungai, Morfologi, Manajemen, dan Eksploitasi Sungai” untuk mata kuliah Rekayasa Sungai. Ia menyambut tugas ini dengan semangat dan segera mencari referensi melalui internet agar dapat memahami topiknya secara mendalam. Dengan ketekunan, Sareah menyusun makalah secara bertahap sesuai ketentuan. Tugas ini menjadi tantangan awal yang membangkitkan kembali fokusnya dalam perkuliahan. Ia juga merasa senang karena tugas tersebut memperluas wawasannya tentang pentingnya pengelolaan sungai dalam bidang teknik sipil.