Ibnu mengisi waktu luangnya dengan menonton film horor berjudul “Sumala” bersama teman-temannya di aula Peduli Anak. Sejak awal, ia tampak antusias karena memang menyukai film horor dengan cerita penuh misteri. Saat film diputar, beberapa adegan seram berhasil membuatnya merinding hingga sesekali menutup wajahnya dengan tangan. Meski takut, rasa penasarannya lebih besar hingga ia tetap fokus mengikuti alur cerita. Bagi Ibnu, pengalaman menonton film horor bersama teman-teman ini terasa seru dan berkesan.
Putra memiliki minat besar dalam membaca dan rutin mengunjungi perpustakaan untuk memperluas wawasannya. Ia gemar membaca berbagai jenis buku, mulai dari komik, sains, hingga sejarah. Kebiasaannya ini tak hanya menghibur, tetapi juga melatih berpikir kritis dan menumbuhkan semangat belajar. Ia juga sering berdiskusi dengan teman untuk memperdalam pemahamannya. Sikap haus ilmu ini menjadikan Putra sebagai pribadi yang tekun dan ingin terus berkembang.
Siti berpartisipasi dalam kegiatan memasak di Rumah 11 bersama para mama asuh dan anak-anak remaja lainnya sebagai bagian dari persiapan menyambut Hari Raya Idulfitri. Suasana rumah dipenuhi aroma masakan khas Lebaran seperti opor ayam, rendang, ketupat, dan kue bolu. Siti ikut membantu dengan penuh semangat, mulai dari mengisi ketupat, memarut kelapa, mengaduk rendang, hingga mencampur adonan kue. Meski melelahkan, ia menjalani kegiatan ini dengan antusias karena menyukai dunia memasak dan merasa bangga bisa belajar langsung dari para mama asuh. Bagi Siti, kegiatan ini tak hanya menambah keterampilannya, tapi juga menumbuhkan rasa kebersamaan dan kebahagiaan dalam menyambut hari raya.
Selama tiga hari kegiatan bersama siswa Green School, Lia aktif mengikuti berbagai aktivitas seni yang menyenangkan. Salah satu karya terbaiknya adalah bandana berhias manik-manik pink dan putih yang ia susun dengan teliti dan rapi. Ia mengenakan bandana tersebut setiap hari selama kegiatan berlangsung. Aksesori itu tidak hanya mempercantik penampilannya, tetapi juga menjadi kenang-kenangan dari pengalaman berharga tersebut. Bagi Lia, kegiatan ini adalah momen kreatif yang tak terlupakan.
Wahyu menunjukkan pemahaman yang sangat baik dalam membedakan kalimat efektif dan tidak efektif dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Ia mampu mengidentifikasi ciri-ciri kalimat yang jelas dan tidak bertele-tele serta memberikan contoh dan penjelasan dengan tepat. Kemampuannya ini juga tercermin dalam tugas menulis, di mana ia dapat mengaplikasikan kalimat efektif dengan baik.
Lasmin merasa sangat senang saat relawan dari Prancis datang berkunjung ke Peduli Anak. Ia menerima hadiah berupa gelang cantik, jepit rambut, parfum beraroma lembut, dan deodorant yang segar. Lasmin langsung mengenakan gelang tersebut dan menyukai desainnya yang unik. Baginya, gelang itu bukan sekadar aksesori, melainkan simbol perhatian dan kasih sayang dari sang relawan. Setiap kali mengenakannya, ia selalu teringat pada momen indah yang mereka habiskan bersama.
Angel merupakan siswi yang rajin di sekolah. Ia juga selalu memperhatikan materi yang diajarkan gurunya. Selain itu, Angel tampak bersemangat saat kelas praktik memasak. Baginya, memasak dan membuat kue merupakan kegiatan favoritnya. Oleh karena itu, ia memilih jurusan Tata Boga saat mendaftar ke Sekolah Menengah Kejuruan.
Aminah mengikuti kelas seni bersama relawan asal Prancis, Chayma. Dalam kegiatan yang berlangsung di kantin Peduli Anak ini, Aminah membuat gelang dari manik-manik dengan penuh ketelitian. Ia memilih warna dan pola sendiri, lalu merangkai manik-manik satu per satu hingga gelang selesai. Aminah tampak menikmati prosesnya dan bahkan membuat beberapa gelang, sebagian ia kenakan sendiri dan sebagian lagi diberikan kepada Chayma sebagai bentuk terima kasih.
