Belajar Menyapa

Nana dengan semangat mengikuti materi tentang menyambut tamu. Meski awalnya merasa malu dan canggung, ia mendapat dorongan dari guru untuk tetap tersenyum, bersikap ramah, dan percaya diri. Pelajaran ini dilakukan secara praktik, di mana Nana berhasil menyelesaikan perannya dengan baik meskipun sempat gugup. Pengalaman ini membuatnya merasa bangga karena berhasil melewati rasa malu dan mulai terbiasa bersikap terbuka. Bagi Nana, ini adalah langkah kecil yang penting dalam mempersiapkan diri menghadapi dunia kerja di bidang layanan dan perhotelan.

Farizi mengikuti kegiatan seperti latihan numerik, literasi, dan screen time yang dipandu oleh Ibu Ratih. Dalam sesi numerik yang dilakukan pada malam hari, Farizi dan teman-temannya—Fendi, Dayat, Hasan, Sasono, dan Idris—mengerjakan soal perkalian dan pembagian. Meskipun menghadapi beberapa tantangan, mereka tetap semangat belajar dan saling membantu. Ibu Ratih juga aktif memberikan bimbingan tambahan dan contoh soal agar materi lebih mudah dipahami. Kegiatan ini membantu meningkatkan kemampuan akademik, melatih konsentrasi, kesabaran, serta kerja sama dalam suasana belajar yang menyenangkan dan suportif.

Beberapa waktu lalu, Febri mengisi waktu liburnya dengan berkunjung ke rumah pendiri Peduli Anak bersama teman-temannya. Di sana, ia berenang dan bermain game online dengan penuh semangat. Pada sore harinya, Febri dan teman-temannya menyaksikan matahari terbenam bersama-sama dari rumah yang pemandangannya langsung ke laut. Seluruh kegiatan tersebut membuatnya senang dan menjadi kenangan liburan yang tak terlupakan.

Irpan bersama teman-temannya—Rui, Reza, Ramdan, Ridoan, Jaya, Egi, dan Yudit—menghabiskan sore di depan aula Peduli Anak dengan bermain kasti, permainan favorit mereka. Mereka menyiapkan bola, tongkat, dan menggambar lapangan dengan antusias, lalu mulai bermain penuh semangat. Tawa dan teriakan riang terdengar saat mereka berlari, memukul, dan mengejar bola, meski sesekali terjadi kesalahan tangkap atau tersandung. Permainan berlangsung hingga menjelang petang dan ditutup dengan tawa serta tos antar teman. Bagi mereka, sore itu bukan sekadar permainan, tapi momen penuh kebersamaan, persahabatan, dan keceriaan yang tak terlupakan.

Rosi memanfaatkan waktu liburnya dengan berbagai kegiatan menyenangkan dan bermanfaat, seperti bersepeda dan berenang. Setiap sore, ia berkeliling area Peduli Anak bersama teman-teman sebayanya, menikmati kebersamaan sambil tertawa dan saling menyemangati. Ia juga sering berenang di kolam Peduli Anak, terkadang ditemani para relawan. Liburannya pun terasa seru, hangat, dan mempererat hubungan sosial dengan teman-teman serta volunteer melalui kegiatan yang ia lakukan.

Sopi dengan semangat mendaftarkan diri ke Politeknik Pariwisata (POLTEKPAR) Lombok, memilih jurusan Seni Kuliner sebagai pilihan pertama, diikuti Tata Hidang dan Pariwisata. Pilihannya mencerminkan ketertarikannya pada dunia kuliner dan industri pelayanan. Didampingi mentor dan mama asuh Rumah 9, Sopi menjalani proses pendaftaran online dengan teliti, termasuk melengkapi dokumen seperti KTP, Kartu Keluarga, dan nilai rapor. Ia memilih melakukan pendaftaran pada malam hari untuk memastikan jaringan internet stabil. Keberhasilannya menyelesaikan proses ini menjadi langkah awal penting dalam mengejar impiannya, dan ia merasa bangga serta termotivasi untuk terus berkembang di bidang yang ia cintai.

Naufal sering mengisi waktu bermain bersama kakak laki-lakinya, Rasyid. Biasanya, mereka memainkan permainan tradisional “letik tutup botol”. Dalam permainan ini, Rasyid memilih target, sementara Naufal berusaha menembak tutup botol bekas dari posisi datar di lantai. Permainan ini membutuhkan ketepatan dan kontrol jari yang baik. Meskipun Naufal sering gagal mengenai target jika jaraknya terlalu jauh. Namun kegagalan tersebut tidak mengurangi semangat mereka untuk terus bermain dan menikmati waktu bersama.

Hijrah sangat menikmati waktu bermain badminton di malam hari bersama volunteer dan teman-temannya. Kegiatan ini menjadi sarana untuk menjaga kesehatan sekaligus mempererat kebersamaan. Meskipun berlangsung malam, semangat dan keceriaan mereka tak pernah surut, membuat Hijrah semakin bersemangat menjalani hari.

Sahrul sangat gembira saat mengikuti pelajaran hidroponik di sekolah, terutama ketika ia mulai menanam selada dan bayam merah bersama teman-temannya. Ia merawat tanamannya dengan penuh semangat dan bangga saat akhirnya bisa memanen hasil kerja keras mereka. Hasil panen dijual ke lingkungan yayasan, dan uangnya digunakan untuk membeli bibit baru agar kegiatan bisa berlanjut. Pengalaman ini membuat Sahrul semakin tertarik dengan pertanian hidroponik, bahkan mencoba membuat instalasi sendiri di rumah. Kegiatan ini menumbuhkan rasa cinta Sahrul pada bercocok tanam yang ramah lingkungan.