Di kelas, Naufal sudah mampu memahami makna sila pertama Pancasila dan menerapkannya dalam perilaku sehari-hari. Hal ini terlihat dari kebiasaannya berdoa sebelum dan sesudah belajar di kelas, serta sikapnya yang menghormati dan menghargai teman-teman yang berbeda agama. Tindakan ini mencerminkan nilai-nilai toleransi dan keimanan yang sesuai dengan sila pertama.
Yusfi mengikuti kegiatan karaoke di aula Peduli Anak sebagai bagian dari acara libur sekolah bersama para relawan internasional. Ia dengan antusias menyanyikan lagu “Bukan Cinta 1 atau 2” sambil menari mengikuti irama musik, menunjukkan ekspresi bahagia dan rasa percaya diri. Kegiatan ini menjadi pengalaman menyenangkan baginya, karena ia bisa mengekspresikan diri, menjalin keakraban, dan mengisi waktu libur dengan cara yang positif.
Setelah menyelesaikan program magang selama satu bulan, Pitra kini kembali menjalani perkuliahan dengan jadwal yang cukup padat. Ia disibukkan dengan berbagai tugas kuliah, diskusi kelompok, serta aktivitas organisasi yang tengah ia tekuni. Meski kesibukannya meningkat, Pitra tetap berusaha membagi waktu dengan baik. Ia berkomitmen untuk menjalankan tanggung jawabnya secara maksimal, baik sebagai mahasiswa maupun sebagai anggota organisasi.
Dayah mengikuti kegiatan seru bersama empat siswa dari Sekolah Cita Buana, Jakarta, yang melibatkan lomba menyanyi lagu “Guruku Tersayang” dan permainan sambung lirik. Ia berkelompok dengan teman-teman sekelasnya dan berhasil meraih juara pertama. Dayah terlihat antusias selama kegiatan yang dipandu para siswa Cita Buana sebagai juri. Kegiatan ini berlangsung di ruang kelas 3 dan dipandu oleh Bu Habibah. Selain menyenangkan, kegiatan ini juga mempererat kebersamaan antar siswa.
Sapta sangat antusias setiap kali berenang bersama teman-teman dan para volunteer. Ia tampak ceria saat bermain dan bercanda di kolam, terutama saat kejar-kejaran di dalam air. Suasana penuh tawa itu menjadi momen yang menyenangkan baginya. Bagi Sapta, berenang bukan hanya aktivitas fisik, tetapi juga waktu berharga untuk menjalin kebersamaan dan persahabatan.
Pendi menyelesaikan tugas membuat pola gambar garis dan datar yang diberikan oleh konselor Peduli Anak sebagai latihan ketelitian dan keterampilannya. Setelah mendapatkan penjelasan cara membuatnya, ia dengan tekun menggambar menggunakan pensil, penggaris, dan kertas pola. Usai menyelesaikan tugasnya, Pendi menempelkan hasil karyanya di mading dan menjelaskan pola yang telah dibuat. Kegiatan ini juga diikuti oleh teman-teman serumahnya seperti Dika, Dayat, Hapip, dan Idris, sehingga menambah semangat dan kebersamaan dalam belajar.
Rahim bermain bulu tangkis di depan Rumah 1 melawan Yudit. Meski masih dalam tahap belajar dan beberapa kali gagal mengembalikan kok, ia tetap antusias dan menunjukkan kemampuan yang cukup baik saat melakukan servis. Rahim dan Yudit bermain dengan kreatif, menggunakan dua sandal sebagai net dan memanfaatkan garis paving block sebagai batas lapangan. Permainan mereka berlangsung sederhana namun seru, penuh semangat, dan menjunjung tinggi sportivitas.
Abdul bersama seluruh teman serumahnya di Rumah 1 ikut membantu ibu asuh membuat kue Lebaran cokelat kacang dalam suasana hangat dan penuh kebersamaan. Kue dibuat dari coklat batang, kacang almond, dan sprinkle warna-warni, dengan proses sederhana yang melibatkan seluruh anak. Abdul mendapat tugas khusus menaburi sprinkle di atas cokelat yang telah dicetak, dan ia melakukannya dengan semangat dan senyum lebar. Meski hanya menangani bagian sederhana, ia merasa senang bisa ikut berkontribusi. Kegiatan ini menjadi momen belajar yang menyenangkan bagi Abdul sekaligus mempererat kebersamaan menjelang Lebaran.
Ismail saat ini masih aktif mengikuti kegiatan sekolah dan menunjukkan sikap positif dalam belajar, seperti mendengarkan guru, mengerjakan tugas, dan aktif berdiskusi. Ia cukup mampu mengikuti pelajaran, meskipun merasa kesulitan pada mata pelajaran Matematika dan Bahasa Inggris. Meski tantangannya besar, terutama dalam memahami rumus aljabar dan kosakata asing, Ismail tetap semangat dan berusaha keras untuk menguasainya. Ia belajar lebih tekun dan tidak ragu bertanya jika ada yang tidak dimengerti. Semangat ini menjadi modal penting bagi Ismail untuk terus berkembang dalam pendidikannya.